Selasa, 25 April 2017

MACAM-MACAM VAKSIN UNTUK UNGGAS

Posted by Unknown | Selasa, April 25, 2017 Categories:


1.      Vaksin Marek

            Vaksin marek adalah vaksin yang diberikan pada ayam berumur sehari atau DOC, pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit marek yang biasanya menyerang ayam menjelang kematangan seksual yaitu sekitar umur 2-16 minggu. Vaksin yang digunakan adalah vaksn marek yang berasal dari herpes virus kalkun strain FC 126. Merk dagang vaksin marek banyak beredar diantaranya Lyomarex, Marimune, Mar-Blem. Pemberian vaksin ini dengan cara subkutan.

2.      Vaksin ND (Newcastle Disease)

Vaksin ND berikan untuk mengendalikan penyakit ND yang disebabkan oleh virus Paramyxo yang kegananasannya bervariasi dari sangat tinggi, sedang dan rendah. Penuakit ini sangat ditakui peternak karena terjadi secara mendadak dan tingkat penularan sangat tinggi serta tingkat kematian sangat tinggi. Gejala umum dari penyakit ini diawali dengan gangguan pernafasan seperti sesak napas, ngorok dan batuk-batuk. Gejala selanjutnya jengger dan kepala akan berwarna kebiru-biruan, sayap terkulai, lesu dan nafsu makan berkurang. Selain itu, ayam akan mengalami gangguan saraf yang menyebabkan kejang-kejang serta leher terpuntir. Pemberian vaksin ND pada anak ayam berumur 4 hari dilakukan dengan cara tetes mata atau tetes mulut. Tetes mata dilakukan dengan meneteskan vaksin pada kedua mata, masing-masing 1 tetes. Tetes mulut dilakukan dengan meneteskan 2 tetes vaksin ke dalam mulutnya. Pemberian vaksin untuk ayam yang berumur 4 minggu dan 4 bulan dilakukan dengan sistem penyuntikan.

3.      Vaksin IBD (Infectious Bursal Disease)

Vaksin IBD diberikan untuk mencegah penyakit gumboro (Infectious Bursal Disease). Ayam yang terserang penyakit ini ditandai dengan konsumsi pakan dan air minum berkurang, bulu terlihat lusuh dan kotor. Pada bentuk yang subklinis, penyakit ini akan menyerang anak ayam yang berumur satu minggu atau kurang dari satu minggu. Angka kematian akibat penyakit ini sekitar 2-15%, namun morbiditasnya mencapai 100%. Vaksin IBD diberikan melalui air minum.



4.      Vaksin AE (Avian Encephalomyelitis)

Vaksin AE diberikan untuk mencegah virus AE pada ayam. Virus ini menyerang ayam muda yang berumur 1-3 minggu. Ayam yang terserang AE akan mengalami kelumpuhan. Kepala dan leher terlihat bergetar. Gejala tersebut bisa terlihat sejak telur menetas, tetapi biasanya terlihat pada minggu pertama dan ketiga. Penyebaran AE bisa melalui telur tetas yaitu terkontaminasi dari induk yang terinfeksi AE. Virus dapat berkembang dalam kantong kuning telur embrio ayam yang tidak memiliki kekebalan induknya. Virus juga terdapat dalam kotoran ayam dan dapat hidup selama empat minggu. Vaksin ini diberikan secara vaksin live yang dibiarkan dalam telur ayam bertunas melalui air minum. Vaksinasi AE dapat dilakukan melalui rute tusuk sayap tetapi dapat menimbulkan efek samping yaitu timbul gejala klinik AE.

5.      Vaksin IB (Infectious Bronchitis)

Vaksin IB adalah vaksin yang diberikan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan virus IB. Infectious Bronchitis (IB) adalah penyakit saluran pernafasan pada ayam yang disebabkan oleh virus, bersifat akut dan sangat menular sehingga penyebarannya dalam kelompok ayam sangat cepat sekali, dan ditandai dengan sesak nafas pada ayam dan penurunan produksi yang tajam pada ayam petelur. Penyakit IB ini sangat merugikan. Angka kematian pada ayam muda berkisar antara 0 – 40%, kematian yang tertinggi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu sedang derajat pertumbuhannya sangat terlambat, sehingga penyakit ini sangat merugikan peternakan ayam pedaging. Pada ayam dewasa angka kematiaanya berkisar antara 0 – 5%, dan mengakibatkan penurunan produksi telur yang sangat cepat. Penurunan produksi telur ini dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bahkan ada kalanya kelompok ayam yang bersangkutan tidak dapat kembali berproduksi setingkat dengan produksi semula. Vaksin ini diberikan melalui air minum atau tetes mata (vaksin aktif).



DAFTAR PUSTAKA


Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sujionohadi, K. dan A.I. Setiawan. 2016. Beternak Ayam Kampung Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syahrul, K. dan B. Sawono. 2013. Ayam Elba Kampung Petelur Super. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tabbu, C.R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius, Yogyakarta.



PROGRAM PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG

Posted by Unknown | Selasa, April 25, 2017 Categories:



Periode
Umur
(Hari)
Kandungan Pakan
Cara pemberian pakan
ME (Kcal/kg)
PK (%)
Starter
0-30
2900
21
Ad libitum (diberi pakan 7-8 kali sehari semalam)
Finsiher
31-75
2800
18
Terbatas (58 – 74 gram/ekor/hari)

Keterangan :
Ø  Fase Starter : pada awal pemeliharaan kandang diberi pemanas dari lampu dan digantung ± 50 cm di atas lantai, lampu ini berfungsi sebagai penghangat anak ayam karena bulunya belum tumbuh sempurna. Pakan diberikan secara ad libitum dengan pemberian 7-8 kali sehari semalam supaya pertumbuhan ayam kampung cepat dan sesuai target. Ketika umur sudah mendekat 30 hari, ayam dipindahkan ke kandang fase finisher dengan ukuran yang lebih luas.

Ø  Fase finisher : kandungan pakan (ME dan PK) diturunkan untuk menghemat biaya dan pencapaian target bobot badan. Pakan diberikan secara terbatas maksimal 74 gram/ekor/hari. Pemberian air minum juga terbatas. Kandang pada fase finsiher berukuran lebih luas dan kepadatan kandang dikurangi supaya ayam tidak saling berhimpitan dan amonia tidak menumpuk.

SURVEI PETERNAKAN AYAM KALKUN

Posted by Unknown | Selasa, April 25, 2017 Categories:

Ayam Kalkun adalah ayam yang berasal dari negara Amerika. Ayam kalkun disebut juga ayam Turkey yang konon katanya ayam tersebut berasal dari negara Turki tapi karena ayam tersebut banyak dibudidayakan dan dikembang di Amerika sehingga mereka mengklaim bahwa ayam kalkun berasal dari Amerika. Ayam kalkun yang berbulu cantik dan ukuran yang cukup besar dibanding ayam ayam kampung biasa ini bisa dijadikan sebagai ayam hias ataupun juga bisa dijadikan sebagai ayam potong. Di kalangan masyarakat kita masih jarang mengkonsumsi daging ayam kalkun ini, dikarenakan mereka masih berpikir bahwa dagingnya kurang enak. Melihat potensi ternak ayam kalkun yang begitu besar membangkitkan semangat kami untuk mempelajari peternakan kalkun. Sepasang indukan ayam kalkun memiliki harga Rp 750.000,00 sedangkan harga jual anakkan ayam kalkun berumur sekitar 1-2 bulan Rp 60.000,00 – 75.000,00 per ekor semakin membuat kami tertarik untuk beternak ayam kalkun.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Profil Perusahaan


            Tabel 1. Profil Perusahaan
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Nama
Pak Kobul
2
Alamat
Ngaliyan
3
Pendidikan
SMA
4
Mulai Beternak Tahun
2012
5
Ilmu Beternak didapat dari
Otodidak
6
Jumlah Ternak
40 ekor

Peternakan kalkun dimiliki oleh Pak Kobul, yang terletak di Ngaliyan Semarang. Peternakan tersebut berdiri sejak tahun 2012. Peternakan kalkun Pak Kobul berjumlah 40 ekor. Awal mula terbentuk peternakan karena kecintaan Pak Kobul terhadap kalkun dan semakin lama memelihara kalkun dapat menghasilkan keuntungan finansial. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2003) yang menyatakan bahwa perusahaan peternakan merupakan suatu usaha yang diupayakan oleh masyarakat dan usaha tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 sifat atau jenis terak diantaranya jenis usaha ternak ruminansia dan non-ruminansia. Hasil akhir yang didapatkan dari ternak ruminansia dapat berupa daging dan susu sedangkan dari jenis non-ruminansia dapat berupa daging dan telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Erly (2008) yang menyatakan bahwa suatu perusahaan memiliki suatu tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari suatu produk yang diproduksi dan dalam mencapai keberhasilansuatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal serta strategi yang digunakan.

2.2.      Kondisi Lingkungan dan Kandang Ternak
Tabel 2. Kondisi Lingkungan dan Kandang Ternak
No
Indikator
Jawaban
1
Jarak kandang dengan pemukiman
1 meter
2
Apakah lingkungan mendukung
Tidak karena dekat pemukiman
3
Ternak lain disekitar kandang
Ayam, bebek
4
Sumber air
Air sumur
5
Kondisi saluran pembuangan feses
Tidak ada saluran pembuangan feses
6
Tanaman disekitar kandang
Tidak ada
7
Suhu udara dan tiupan angin
Tidak ada
8
Sifat bangunan kandang
Semi permanen
9
Kebersihan alas kandang
Tidak ada
10
Tempat pakan dan minum
Terbuat dari plastik
11
Kondisi lain yang kurang memenuhi syarat
Bentuk kandang kurang baik, alas kandang tidak bersih
12
Cara membersihkan tubuh ternak
Tidak ada
13
Cara membersihkan kotoran
Tidak ada
14
Cara membuang kotoran yang menumpuk
Tidak ada

            Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kondisi lingkungan dan kandang kalkun diketahui kurang baik karena jarak kandang dengan pemukiman berjarak satu meter, tidak terdapat saluran pembuangan eksreta, tidak ada perlakuan pembersiahan alas kandang, serta tidak adanya perlakuan untuk membersikan kotoran ternak da membuang kotoran yang telah menumpuk. Kondisi lingkungan harus diperhatikan atau lebih tepatnya lagi dibersihkan, karena sanitasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit terhadap ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Susilorini et al. (2008) yang menyatakan kebersihan lingkungan merupakan salah satu upaya untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Lokasi peternakan kalkun yang dekat dengan pemukiman ditakutkan dapat mengganggu produktivitas ternak itu sendiri. Kandang yang tidak tersedia untuk tempat pembuangan feses ketika feses menumpuk ditakutkan menyebabkan ammonia yang tinggi dan akan menyebabkan ternak kalkun mudah sakit. Feses yang terlalu lama dibiarkan menumpuk akan menyebabkan kondisi kandang menjadi lembab dan ketika kelembaban tinggi mikroba akan mudah tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Saparinto (2015) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan kalkun atau kandang kalkun tidak boleh terlalu lembab.
            Kandang untuk ayam kalkun harus sesui dengan jumlah dari ternak. Kandang dari kalkun harus terdiri dari kandang umbaran dan kandang tetap. Hal ini sesui dengan pendpat dari Ahyodi et al. (2014) yang menyatakan bahwa Kalkun membutuhkan ruangan untuk bergerak dan beraktivitas sehari-hari (termasuk perkawinan, untuk itu diperlukan lokasi yang berguna sebagai umbaran, dimana lokasi umbaran ini harus dikelilingi pagar yang rapat agar aman. Kandang kalkun yang ada dalam peletakan atau penataan cahaya agar cahaya dapat masuk secara optimal sudah baik, karena kandang menghadap ke timur sehingga cahaya pada pagi hari dapat masuk secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Saparinto (2015) yang menyatakan bahwa kandang kalkun dibuat menghadap ke timur agar terkena sinar matahari saat pagi hari dan membuat kalkun lebih sehat.


2.3.      Pakan dan Penyakit Ternak
Tabel 3. Pakan dan penyakit
No.
Indikator
Jawaban
1.
Penyakit yang pernah menyerang ternak
SNOT
2.
Lamanya ternak terserang penyakit
7 hari
3.
Cara menangani penyakit tersebut
Diberi dengan minyak tanah setengah sendok ke paruh kalkun
4.
Usaha untuk mencegah penyakit
Tidak ada
5.
Pakan yang diberikan
Hijauan 60% dan konsentrat 40%
6.
Waktu pemberian pakan
Pagi dan sore

            Dari wawancara yang telah dilakukan dengan peternak kalkun diperoleh hasil bahwa penyakit yang pernah menyerang pada kalkun adalah SNOT, lamanya kalkun terserang penyakit yaitu 1 minggu atau 7 hari, cara mengobati atau menanganinya adalah kalkun diberi dengan minyak tanah sebanyak setengah sendok makan, usaha peternak untuk mencegah penyakit yaitu tidak ada, pakan yang diberikan berupa hijauan 60% dan konsentrat 40% dan diberikan pada pagi dan sore hari. Menurut Asheri (2015) bahwa penyakit SNOT merupakan penyakit bakterial menular yang menyerang sistem pernafasan pada unggas, penyakit ini bersifat akut sampai sub akut dan dalam progressnya bisa menjadi kronis apabila tidak ditangani dengan baik dan benar. Cara penanganan yang dilakukan peternak kurang baik karena cara ini kurang efisien untuk menyembuhkan penyakit SNOT dan kurang aman bagi kesehatan kalkun, sebaiknya penangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan obat-obatan tradisional karena lebih aman bagi kesehatan ternak serta tidak menimbulkan dampak residu pada telur ataupun daging yang dapat membahayakan konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariana (2006) yang menyatakan bahwa pengobatan penyakit-penyakit pada unggas seperti sebaiknya menggunakan obat-obat tradisional atau obat-obat alamiah karena tidak memiliki efek samping seperti obat-obat kimiawi serta tidak menimbulkan dampak timbulnya residu ke dalam telur maupun daging yang dapat membahayakan konsumen. Usaha untuk mencegah timbulnya penyakit oleh peternak tidak ada, hal ini tidak baik karena upaya pencegahan penyakit merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang produksi kalkun supaya tidak menurun serta untuk menekan angka kematian pada suatu peternakan, sebaiknya dilakukan pencegahan penyakit seperti sanitasi kandang secara rutin seperti membersihkan kotoran-kotoran yang telah menumpuk yang dapat menjadikan kandang menjadi lembab, mengusahakan kandang untuk terkena sinar matahari, dan memberikan vitamin pada kalkun agar daya tahan tubuh ternak tetap terjaga. Pakan yang diberikan serta waktu pemberian pakan oleh peternak sudah baik, idealnya kalkun diberikan pakan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Menurut Zulfikar (2009) bahwa manajemen pemeliharaan unggas yang baik membutuhkan penanganan serta perhatian khusus, berupa penyesuaian lokasi kandang, sanitasi kandang dan pemberian pakan yang baik merupakan upaya untuk mencegah berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang unggas.


2.4.      Jenis Ternak
Kalkun yang dikembangkan di Indonesia memiliki tubuh relatif lebih kecil dibandingkan dengan kalkun yang dipelihara dinegara maju. Bobot kalkun betina dewasa sekitar 3,0 – 3,5 kg sedangkan jantan 6 – 8 kg. warna bulu beragam, ada yang gelap, putih, gelap bercampur putih, coklat, abu-abu. Diduga kalkun ini adalah keturunan dari berbagai spesies dan varietas kalkun yang ada pada waktu itu dibawa masuk oleh orang-orang Belanda ke Indonesia (Prayitno dan Murad, 2009).
Jenis kalkun yang dipelihara oleh Bapak Kobul merupakan jenis kalkun Broad Breasted Bronze yang jenis kelamin pejantan dan betina dengan umur ± 1bulan. Nafsu makan dan minum sangat bagus seiring dengan tingkah laku kalkun yang aktif. sehingga membuat pertumbuhan ayam kalkun menjadi optimal. Biasanya Bapak Kobul menjual ayam kalkunnya saat berumur 1 – 3 bulan dengan harga kisaran Rp 50.000,- untuk satu ekor ayamnya. Motivasi Bapak Kobul beternak ayam kalkun adalah karena pasion dan beternak dilakukan secara mandiri. Ciri- ciri kalkun Broad Breasted Bronze memiliki warna bulu gelap dan warna perunggu pada ekor dan sayapnya, pertumbuhan yang baik ditandai dengan bobot tubuh pejantan mencapai 4,8 – 5,0 kg pada umur 24 minggu dan betina mempunyai bobot mencapai 3,5 kg pada umur 17 minggu (North dan Bell, 1990). Cara membandingkan kalkun jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran tubuh yaitu pada jantan memiliki tubuh lebih besar dibandingkan dengan kalkun betina. Selain itu, kalkun jantan memiliki bulu yang lebih indah dan snood yang lebih panjang di atas kepalanya dibandingkan betina (Maspul, 2012).

2.5.      Penghasilan dan Kendala Usaha
            Penghasilan perbulan dari usaha peternakan kalkun milik pak kobul tidak menentu hal ini dikarenakan pemasaran dilakukan saat ada pesanan ayam kalkun. Kalkun didapatkan dari sesama peternak ayam kalkun atau sesama penghobi ayam kalkun. Keuntungan yang didapat dari pemeliharaan ayam kalkun yaitu berupa keuntungan finansial dan kepuasan tersendiri. Kendala yang dihadapi oleh peternak ayam kalkun adalah saat melakukan perkawinan hal ini dikarenakan pak kobul belum mengetahui massa dimana ayam kalkun perlu dikawinkan dan kurangnya peminat ayam kalkun. Perizinan untuk membangun peternakan ayam kalkun belum dimiliki pak kobul hal ini dikarenakan bentuk peternakan milik pak kobul belum terlalu.
2.6.      Telur yang Ditetaskan
Hasil survei yang dilakukan pada peternakan kalkun milik Pak Kobul didapat hasil sebagai berikut :
No
Indikator
Pengamatan
1
Telur yang dihasilkan
9-15 telur/bulan
2
Harga telur
Rp 15.000/butir
3
Daya tetas
Sekitar 80%
4
Harga kalkun 1 minggu setelah netas
30.000-35.000
5
Harga kalkun umur 1 bulan
50.000




            Berdasarkan tabel diketahui bahwa telur yang dihasilkan oleh seekor induk kalkun adalah 9-15 telur/bulan. Telur yang dihasilkan pada peternakan kalkun Pak Kobul cukup baik. Hal ini sesuai pendapat Rasyaf dan Amrullah (1983) bahwa seekor kalkun dapat menghasilkan telur sekitar 12-16 butir/bulan. Berdasarkan jumlah telur yang dihasilkan, akan memiliki daya tetas sekitar 80%. Menurut Ahyodi et al. (2014) daya tetes telur kalkun yang baik mencapai 86,93% pada kisaran bobot telur 75,00 – 79,90 g. Perbedaan daya tetas telur kalkun dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti rasio jantan dan betina, umur indukan dan lama penyimpanan telur. Hal ini sesuai pendapat Ahyodi et al. (2014) bahwa faktor yang mempengaruhi daya tetes telur kalkun meliputi umur induk, perbandingan jantan dan betina, bobot dan betuk telur dan lama penyimpanan telur. Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006) bahwa telur tetas kalkun harus dipilih dari indukan yang tidak terlalu muda maupun tua serta rasio yang baik jantan dan betina adalah 1:5 sampai 1:8.

 DAFTAR PUSTAKA
Ahyodi, F., Nova, K., & Kurtini, T. (2014). pengaruh bobot telur terhadap fertilitas, susut tetas, daya tetas, dan bobot tetas telur kalkun. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(1).

Asheri, N. 2015. Gambaran patologi paru-paru ayam petelur yang terserang coryza (snot) setelah pemberian ekstrak bawang putih (allium sativum linn). Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Hassanudin, Makassar.

Erly, S. 2008. Perencanaan Pajak. Penerbit salemba Empat, Jakarta.
Kartasudjana, R., dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hariana, A. 2006. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya. Jakarta.

Maspul. 2012. Apa-itu-Kalkun-dan-Jenis-jenis-kalkun/219/ com/ 18 maret 2013
North, M.O dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4Ed. Connecticut Avi Publishing. New York.
Prayitno, D.S., dan B.C. Murad. 2009. Manajeman Kalkun Berwawasan Animal Walfare. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Rasyaf, M. dan I.K. Amrullah. 1983. Beternak Kalkun. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Saparinto, C. 2015. 34 Bisnis Peternakan Hasilkan Jutaan Rupiah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susilorini, T. E., Manik E. S. dan Muharlien. 2008. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta. 

Zulfikar. 2009. Pelatihan Kader Vaksinator Gampong Berdampak Positif Terhadap Penyakit Unggas. Dinas Pertanian dan Peternakan. Kabupaten Pidie Jaya. Aceh.


  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube