Selasa, 25 April 2017

BURUNG WALET

Posted by Unknown | Selasa, April 25, 2017 Categories:

A. Sejarah Burung Walet
            Burung walet merupakan burung berukuran kecil dengan warna tubuh dominan hitam dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing. Kaki burung walet sangat kecil dan lemah sehingga tidak sanggup untuk hinggap ditanah maupun dipohon sehingga burung walet mencari makan dengan memakan serangga yang sedang terbang diudara, burung walet menyukai tempat tinggal yang cukup lembab dan gelap serta menggunakan atap rumah/gedung untuk menempelkan sarang sebagat tempat istirahat dan berkembang biak.
Klasifikasi burung wallet (Collacalia fuciphaga.) adalah sebagai berikut:
Phyllum           : Chordata
Sub Phyllum    : Vertebrata
Classis             : Aves
Superordo       : Apomorphae
Ordo                : Apodiformes
Familia            : Apodidae
Sub Familia     : Apodenae
Genus              : Collacalia
Species            : Collacalia fuciphaga.

B. Jenis Jenis Burung Walet
Diketahui terdapat 12 jenis burung walet di Indonesia, namun selama ini yang dikenal sebagai burung walet penghasil sarang hanya terdapat enam jenis. Dari keenam jenis burung tersebut bukan hanya menghasilkan sarang yang dapat dikonsumsi namun juga menghasilkan sarang yang tidak dapat dikonsumsi karena kualitasnya yang jelek. Keenam jenis burung walet tersebut dibedakan berdasarkan warna bulu, ukuran tubuh, suara dan tipe sarangnya. Keenam jenis burung tersebut yaitu :

1. Walet Sarang Putih (Aerodramus fuchipagus)
Walet jenis ini sangat diburu manusia untuk diambil sarangnya. Walet jenis ini membentuk sarangnya dengan menumpahkan liurnya hingga mengeras. Karakteristik dari burung walet jenis ini meliputi ukuran tubuhnya sekitar 12 cm, tubuh bagian atas berwarna coklat kehitam-hitaman dengan kombinasi warna abu-abu atau coklat, bagian bawahnya berwarna coklat dan belahan ekornya agak dalam. Suaranya melengking tinggi. Sayap walet ini lebih kaku dan terbangnya juga lebih kuat. Sarang jenis walet sarang putih seluruhnya terbuat dari air liur sehingga harganya mahal dan sering dicari pemetik sarang burung. Telur berwarna putih, berbentuk memanjang. Biasanya hanya bertelur dua butir. Walet putih bersarang secara musiman, tergantung pada tempat bersarang yang dipilihnya. Walet jenis ini tersebar di wilayah Filipina, Kalimantan, sumatra, Jawa dan Bali.
2. Walet Sarang Hitam (Aerodramus maximus)
Warna bulu walet ini cokelat kehitam-hitaman dengan bulu ekor cokelat kelabu. Bulu ekor bercelah sedikit. Walet ini kakinya berbulu merata. Panjang tubuhnya sekitar 12 cm. Tidak seperti walet lain, jenis ini suaranya terdengar mencicit. Walet jenis ini lebih meyukai tinggal digua-gua kapur. Sarangnya disebut sarang hitam karena air liur untuk membuat sarang bercampur dengan bulu-bulu tubuhnya yang berwarna hitam. Bila bertelur hanya sebuah. Warna telurnya putih, berbentuk memanjang. Musim kawinnya sama dengan walet putih. Seperti halnya walet putih, walet sarang hitam juga lebih mudah untuk dibudidayakan dibandingkan dengan jenis walet lainnya.
3. Walet Sarang Lumut (Aerodramus vanikorensi)
Bulu burung walet jenis ini berwarna cokelat kehitam-hitaman, tetapi warna ekor lebih gelap. Ekornya hanya sedikit bercelah. Dilihat dari jauh, penampilannya mirip dengan walet putih. Suara melengking tinggi. Tubuhnya berukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 12 cm. Jenis walet ini jarang dikenal orang karena sulit ditemui. Sarangnya dibangun pada bagian-bagian gua yang lebih dalam dan sangat sukar untuk dicapai. Kuat terbang jauh dan tinggi. Jarang sekali terbang berputar-putar rendah dekat permukaan tanah. Sambil terbang ia langsung memangsa serangga-serangga kecil. Sarangnya bagus dengan permukaan yang halus dan bentuknya lebih bundar. Lumut digunakan untuk tambahan sarang sehingga sarangnya disebut sarang lumut.
4. Walet Gunung (Aerodramus brevirostris)
Warna burung ini hitam, tetapi warna ekornya abu-abu kehitaman. Bulu ekor bercelah dalam. Kakinya sedikit berbulu atau tidak berbulu sama sekali. Suaranya khas suara burung walet yang berderik. Ukuran tubuhnya tergolong besar. Panjang tubuhnya sekitar 14 cm. burung ini terbang berkelompok dengan cepat di dekat tebing atau puncak gunung. Serangga-serangga kecil makanannya disantap ketika terbang. Sarang dibuat di celah-celah batu. Biasanya sarang dibangun pada bekas kawah pegunungan. Karena terbuat dari rumput-rumputan dan hanya sedikit atau tidak ada air liur pada bahan sarangnya, maka sarang walet gunung tidak dapat dimakan. Pada musim kawin, biasanya bertelur dua butir.
5. Walet Sapi (Collocalia esculenta)
Walet ini berbulu hitam kebiru-biruan dengan warna yang mengkilat. Bulu bagian bawah kelabu gelap, bagian perut agak putih. Ekornya sedikit bercelah. Merupakan jenis walet yang berukuran paling kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 10 cm. Mata berwarna cokelat gelap, paruh hitam, dan kaki hitam. Suaranya melengking tinggi. Sarangnya berbentuk tidak beraturan, terdiri dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan dengan air liurnya. Pada celah gua yang terang, celah batu walet sapi dapat bersarang. Bila bertelur biasanya hanya dua butir. Telurnya berwarna putih dan agak lonjong. Walet sapi bersarang tidak tergantung pada musim, ia bisa bersarang sepanjang tahun.
6. Walet Besar (Hydrochous gigas)
Jenis walet ini berwarna hitam dengan bulu bagian bawah cokelat gelap. Bulu ekor agak bercelah. Suaranya keras dan berderik. Merupakan jenis walet yang berukuran paling besar dibandingkan dengan jenis walet lainnya. Panjang tubuhnya sekitar 16 cm. Karena sayap dan badannya lebih besar, walet ini dapat terbang lebih tinggi dan lebih cepat. Ketika terbang, ia memangsa serangga-serangga kecil yang menjadi makanannya. Walet besar lebih suka bersarang pada lubang-lubang batu (gua kecil), atau pada celah-celah batu dekat air terjun. Sarangnya tidak dapat dimakan. Sarang ini berbentuk mangkok, terbuat dari campuran akar-akaran, lumut, dan serat-serat. Dibandingkan dengan walet jenis lain, sarang walet besar termasuk kotor dan berantakan. Jika bertelur biasanya hanya sebutir. Warna telur putih, bentuknya agak lonjong. Pada bulan November dan Desember walet besar biasanya memasuki musim bersarang.

C. Jenis-Jenis Sarang Burung Walet
1. Sarang Putih (Edible-nest swiftlet, Yen-ou)
Sarang burung walet putih dihasilkan oleh walet  Aerodramus fushipagus , berasal dari gua dan  rumah (gedung). Sarang burung walet  putih  mempunyai ciri khas, yaitu berwarna putih kekuningan, tebal dan bulu menempel. Sarang yang berasal dari gua berwarna suram atau kotor, sedangkan sarang yang berasal dari rumah atau gedung berwarna  cerah  dan  bersih. Sarang burung walet  putih  berbentuk seperti mangkuk dibelah, berwarna putih, bening, kristal, utuh, tidak retak ataupun cacat, bersih dari bulu dan kotoran lipas atau kepinding. Ukuran sarang burung walet adalah 6-10 cm, tinggi mangkukan ± 4-5 cm.
2. Sarang Hitam (Black-nest swiftlet, Mo-yen)
          Sarang  burung  walet  hitam  dihasilkan oleh burung walet jenis Aerodramus  maximus. Burung walet  jenis  ini membentuk sarang dari blu-bulu  yang direkatkan dengan air liurnya  dan  ditempelkan di dinding-dinding gua batu  kapur. Sarang terlihat berwarna hitam  karena terbuat  dari air liur  yang bercampur  dengan bulu-bulu  tubuhnya. Warna hitam  tersebut masuk  sampai ke  lapisan yang paling dalam dari sarang burung tersebut. Sarang burung walet hitam tidak sebaik sarang putih, dan harganyapun tidak semahal sarang  burung  walet  putih.  Ciri sarang burung walet  hitam  adalah liur  yang melapisi bahan sarang terlihat hitam (pada kaki, dinding dan dasar sarang), ukuran lebar sarang burung walet hitam 5-7 cm.
3. Sarang Rumput (White bellied swiftlet)
Sarang burung walet rumput dihasilkan walet Collocalia esculanta, Aerodramus fuciphagus atau maximus. Padaumumnya,sarang burung walet tersebut berwarna kehijauan, karena airliur  bercampur  dengan lumut, rumput kering, daun  pinus,  dan cemara.Sarang burung wallet tersebut berasal dari gua maupun gedung.

PEDOMAN BUDIDAYA WALET :

A. Pemilihan Lokasi Sarang
Pemilihan lokasi sangat penting supaya burung walet merasa aman dan nyaman serta dapat memproduksi sarangnya dengan baik, syarat pemilihan lokasi sebagai berikut :
  1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 mdpl.
  2. Lingkungan yang tenang
  3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
  4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat karena terdapat banyak serangga sebagai makanan burung walet.
  5. Daerah yang terdapat burung sriti

B. Syarat Rumah/Gedung Walet

Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban & penerangan yg mirip dgn gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 27-290 C & kelembaban 80-90 %.

C. Pengaturan kondisi suhu & kelembaban dilakukan dengan:

a. Melapisi plafon dgn sekam setebal 20 cm
b. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
c. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yg berjaraknya 5 m antara satu lubang, berdiameter 4 cm
d. Menutup rapat pintu, jendela & lubang yang tidak terpakai.
e. Lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yg berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dlm gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disukai walet.

D. Bentuk & Konstruksi Gedung

Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m2 sampai 10×20 m2. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat drari campuran pasir, kapur & semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu & kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kontruksi atap & sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu- kayu yang kuat, tua & tahan lama sehingga tidak mudah dimakan rengat.

E. Atapnya Terbuat Dari Genting

Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar & resting room sebagai tempat untuk beristirahat & bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan & kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur & dinding lubang dicat hitam.

E. Pembibitan

Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja dan banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yg menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.

F. Sumber Pakan

Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yg ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan & pantai/perairan. Mendapatkan sarang walet yg memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:
a. Menanam tanaman dengan tumpang sari.
b. Budidaya serangga yaitu kutu gaplek & nyamuk.
c. Membuat kolam dipekarangan rumah walet.
d. Menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

G. Pemeliharaan Kandang

Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung & disimpan di gedung atau bisa dijual karena kotoran walet digunakan untuk melapisi tempok gedung walet yang baru.


H. Reproduksi

Musim kawin dan berkembang biak walet adalah menjelang musim hujan sampai akhir musim hujan, dengan demikian ketika telurnya mulai menetas, alam menyediakan cukup banyak serangga bagi walet dan anak-anaknya. Telur yang dihasilkan sebanyak 2 butir dan dierami bergantian sekitar 3 minggu. Setelah menetas anak-anak dirawat oleh induknya sampai mampu terbang dan berburu serangga sendiri pada umur sekitar satu setengah bulan (45-47 hari). Sarang burung walet dibuat secara berpasangan sebelum mereka bertelur. Pembuatannya cukup makan waktu karena dibuat dengan air liurnya. Cepat lambatnya pembuatan sarang ini tergantung pada musim. Pada musim kemarau, misalnya pada saat makanan kurang, pada saat kondisi burung walet tidak menguntungkan karena kurangnya makan dan lain-lain.

FASE PANEN

Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:
1.      Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam  pelestaraian burung walet karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
2.      Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
3.      Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.


Ø  Kualitas Sarang Burung Walet



Gua Alam
Rumah
Kualitas Tidak Rata
Kualitas Relatif Sama
1.Bentuk banyak rusak oleh hama & cara pemananan
1.Bentuk seragam
2.Warna jelek karena faktor lingkungan
2.Warma seragam dan bersih
3.besarnya tak seragam
3.Besarnya relatif sama
4.umur sarang tak seraga,
4.Umur sarang relatif sama
5.panen dilakukan sembarangan
5.Pemanenan dilakukan dengan teliti
6.Kadar air tak seragam
6.Kadar air seragam
7.Banyak tercemar hama
7.Sarang bersih dari hama


Ø  Hama dan Penyakit :

1) Tikus

Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh & kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas & kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.

2) Semut

Semut api & semut gatal memakan anak walet & mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu, semut disiram dengan air panas.

3) Kecoa

Binatang ini memakan sarang burung sehingga bentuk sarangnya cacat, kecil & tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan & membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.



4) Cicak & Tokek

Binatang ini memakan telur & sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari ruangan & suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dgn membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat serta lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.



KESIMPULAN

Peluang usaha burung walet masih terbuka luas karena kebutuhan sarang burung walet dipasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaannya. Bagi yang akan membudidayakan walet harus mempelajari tentang jenis dan sarang burung walet, setelah itu menyiapkan lokasi dan gedung sebagai tempat tinggal walet, terdapat 3 cara pemanenan, serta perlu mempelajari hama dan penyakit pada walet supaya produksinya maksimal.

2 komentar:

  1. Misi minn,numpang numpang bagi rezeki ya min :)
    Mau dapat keuntungan yang besar ? Silahkan daftar dari sekarang juga dan rasakan berbagai promo yang sangat menarik di ESIABET ,me ^^
    ??????????????????
    MIN BET Rp.10.000
    MIN BET PARLAY Rp.5.000
    Menyediakan 4 Pasaran : SBOBET,IBCBET,CM368,OPUSGAMING
    ??????????????????
    BONUS MENARIK DARI ESIABET :
    - UANG TUNAI SEBESAR 2.000.000
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%
    ??????????????????
    *KONTAK KAMI
    ?Whatapps: +85569988390
    ??FB : MAFIA BOLA
    ??IG = BANDARESIABET303

    BalasHapus
  2. ESIABET Situs Taruhan Paling Terlengkap Di Indonesia

    Kamu bosan kalah mulu di agen lain?
    Gabung bersama ESIABET
    Hanya dengan 1 User ID untuk semua permainan

    Tidak perlu ribet2 untuk download!!

    Minimal Deposit 25ribu
    Minimal Withdraw 25ribu

    Nikmati berbagai Bonus menarik dari kami
    - UANG TUNAI SEBESAR 2.000.000
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%
    - Mega Jackpot Rp 60 JUTA

    Support Deposit via :
    Bank BCA, Mandiri, BNI, BRI

    *KONTAK KAMI
    ☎Whatapps: +85569988390
    📡FB : MAFIA BOLA
    📱IG = BANDARESIABET303

    BalasHapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube